Selasa, 13 Januari 2015

Qur'an Kuno-kunoan (6)

Heboh Qur'an Sidoarjo:
Menjangkau hampir 2 juta orang, dalam 14 jam!

Untuk kesekian kali, 'Qur'an kuno-kunoan' muncul dengan modus keajaiban-keajaiban di luar akal sehat! Dan sebagian (besar?) masyarakat percaya... Kehebohan itu (inilah hebatnya pengaruh media sosial) paling tidak terlihat di potongan berita ini:
Berita di media online tribunnews.

Hampir dua juta orang melihat postingan di Facebook Page Tribunnews.com berjudul "Tanda-tanda Apa Ini,Alquran Raksasa Muncul di Tanggul Lumpur Sidoarjo." Saat berita ini ditulis, berita itu diposting 14 jam lalu. Tercatat, postingan tersebut menjangkau 1.706.496 akun. Sebanyak 4.313 akun membagi (share) berita tersebut. Tercatat lebih 6.000 komentar. (Sumber: http://www.tribunnews.com/nasional/2015/01/13/postingan-alquran-muncul-mendadak-di-sidoarjo-jangkau-hampir-2-juta-akun - diakses 14 Januari 2015 pukul 10.08 WIB)


Sebagai contoh, beberapa link terkait berita heboh ini:
https://www.beritasatu.com/video-berita/240274/al-quran-raksasa-ditemukan-warga-sidoarjo-saat-berdoa-bersama
https://www.merdeka.com/peristiwa/mui-ambil-alih-penyimpanan-alquran-raksasa-di-sidoarjo.html
https://www.merdeka.com/peristiwa/mui-akan-bakar-alquran-raksasa-tiban-di-sidoarjo.html

Modus seperti ini telah muncul beberapa kali sejak heboh pertama kali tahun 2009 di Banten. Ciri Qur'annya kurang lebih sama: berukuran besar, bergaya kekunoan, ditulis dengan spidol. Selanjutnya sila baca: http://quran-nusantara.blogspot.com/2012/08/mushaf-quran-kuno-kunoan-ali-akbar.html

"Qur'an Sidoarjo" tmpaknya ditulis belum lama, mungkin antara 1-5 tahun belakangan ini, karena hingga sekarang, Qur'an sejenis itu masih terus diproduksi (!!!). Motivasi penyalinan, barangkali, semata ekonomi, karena terbukti laku di pasaran. Qur'annya pun tampaknya bukan untuk dibaca, karena para penulisnya tidak begitu peduli dengan kebenaran teks yang ditulisnya. Menurut seorang teman yang melihat langsung tempat produksinya, yang menulis adalah ibu-ibu, menggunakan spidol, di sejumlah rumah. Jadi semacam home industry. Karena yang asli kuno sudah langka, atau tidak ada lagi, maka mereka membuat 'kuno-kunoan'. Qur'an sejenis ini memang ditulis mencontoh Qur'an gaya kuno, agar tampak seperti Qur'an kuno asli. Dan rupanya 'gayung bersambut', memperoleh 'pasar' yang cukup besar... Ukuran raksasa adalah untuk sensasi agar lebih menghebohkan... Sejauh ini, belum ditemukan Qur'an kuno seukuran itu.  
Salinan Qur'an sejenis ini merupakan suatu 'anomali' dalam mata rantai sejarah penyalinan Qur'an. Suatu 'lelucon' yang, sayangnya, terlalu banyak membawa korban: hampir 2 juta orang, dalam 14 jam!

***

Catatan tambahan (17/11/2020)
Setelah dicecar MUI (Majelis Ulama Indonesia) Kabupaten Sidoarjo, menurut berita, asal usul mushaf tersebut diakui pemiliknya dibeli seharga Rp42 juta -- bukan jatuh secara tiba-tiba  (https://www.suara.com/news/2015/01/28/193559/terungkap-asal-usul-al-quran-raksasa-yang-muncul-di-sidoarjo). Akhirnya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan, MUI setempat membakar mushaf tersebut (https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-2833148/al-quran-raksasa-temuan-gaib-warga-sidoarjo-dibakar-mui).

Artikel terkait:

1 komentar: