Jumat, 16 Agustus 2013

Koleksi Masjid Ba'alwie

Singapura
Qur’an dan ‘njaluk banyu’ di Masjid Ba’alwie

Tiga buah Qur’an di bawah adalah koleksi keluarga habib Ba'alwie, Singapura, seperti yang dimuat dalam buku Aksara: Menjejaki tulisan Melayu – The passage of Malay scripts (Singapore: NLB, 2007) yang diterbitkan dalam rangka pameran itu, berlangsung di Perpustakaan Nasional Singapura, 18 Januari - 30 Juni 2007.
Rupanya ketiga Qur’an di atas berasal dari Indonesia. Sebuah Qur’an dengan kertas dluwang berasal dari Jombang, Jawa Timur, kemungkinan dari lingkungan pesantren. Qur’an lainnya berasal dari Malang, Jawa Timur, dan sebuah Qur’an dengan cap kertas bergambar bulan sabit berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat. Lima tahun lalu, ketika saya berkunjung ke masjid ini pada 2008, menurut pengakuan pihak keluarga, Ba’alwie mengoleksi lima Qur’an kuno. Namun pada waktu itu semuanya sedang dikonservasi, sehingga koleksi itu tidak bisa dilihat langsung.
Qur'an dari Malang, Jawa Timur. (Foto: Repro)

Ba’alwie tampaknya memang selalu mencari koleksi baru. Pada waktu saya berkunjung ke masjid ini pun sempat ditanya, apakah saya mau menjual Qur’an, atau punya informasi orang yang mau menjual Qur’an. Saya jawab bahwa saya tidak punya informasi tentang itu.
Keluarga Ba’alwie mempunyai perhatian besar terhadap tinggalan budaya Islam, dan itu diwujudkan dalam berbagai koleksi benda budaya yang dipajang di masjid keluarga ini. Koleksi yang diletakkan di balik kotak kaca di sekeliling dinding masjid sangat beragam, di antaranya kamus, sastra Melayu, berbagai macam topi, pengait kelambu, foto Sultan Pontianak, piagam penghargaan, foto-foto masa lalu Mekah, parpor haji, koin dan uang kertas, kotak perhiasan, ‘tepak sireh’, rehal, beberapa Qur’an dari berbagai negeri Islam, dan lain-lain. Pada waktu-waktu tertentu masjid ini ramai dikunjungi umat Islam Singapura.
Pada waktu saya mengunjungi masjid ini, yang bersebelahan dengan rumah keluarga habib ini, saya melihat ada dua keluarga muda sedang “meminta air” kepada habib. Setelah sang habib membaca doa-doa di depan air kemasan itu, sang tamu pamit pulang seraya mencium tangan habib. Waktu itu saya berpikir, rupanya di Singapura yang maju ini, masih ada juga orang “njaluk banyu” – istilah di kampung saya dulu…
Qur'an dari Pontianak. (Foto: Repro)

Qur'an dari Jombang, Jawa Timur. (Foto: Repro)

 Di antara koleksi Qur'an cetakan.


 Macam-macam koleksi lain.


Masjid Ba'alwie.

Artikel terkait:

1 komentar: